Senin, 04 Agustus 2014

Ringkasan Khotbah Kristen

Berikut adalah link ringkasan khotbah kristen untuk memperdalam pemahaman tentang Iman Kekristenan Semoga bermanfaat :


  1. Khotbah Kristen
  2. Sabda
Terima kasih.



Rabu, 16 April 2014

Belajar Bahasa Mandarin Secara Otodidak

Buku belajar bahasa mandarin secara otodidak dan Buku Kamus Mandarin, yg mau belajar bahasa mandarin secara otodidak direkomendasikan untuk membeli kedua buku ini relatif cukup lengkap :):)
Silahkan dibeli di toko buku terdekat, saya cuma berniat mempermudah saudara saudara mencari buku utk belajar bahasa mandarin secara otodidak  :)



Semoga bermanfaat :)

Minggu, 30 Maret 2014

Artikel sehat bagi Iman Kristen Semoga bermanfaat

Artikel sehat bagi Iman Kristen Semoga bermanfaat bagi pembangunan Iman Kristen agar menjadi sehat dan dapat menjaga diri dari ajaran yang sesat , dan semoga bermanfaat bagi orang yang ingin mengenal keKristenan, caranya mudah klik link tersebut dan pilih khotbah atau artikel yang ingin di baca secara otomatis akan muncul konfirmasi untuk mendownload terima kasih :


  1. http://www.buletinpillar.org/resensi
  2. http://www.buletinpillar.org/transkrip
  3. http://www.grii-andhika.org/ringkasan_kotbah/ringkasan_khotbah.htm
  4. http://griisydney.org/ringkasan-khotbah/2013/
  5. http://www.grii-ngagel.org/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=6&Itemid=15
  6. http://griimelbourne.org/kotbah
  7. http://buletintaipei.blogspot.com/search/label/Apologetik
  8. http://www.grii.de/hamburg/content.asp?file=artikel
  9. reformed21.tv


thank you for reading, semoga bermanfaat agar membangun Iman Kristen yang sehat dan semakin mengenal KeKristenan:)

Beasiswa Itu Mudah Diraih Kok...

Beasiswa Itu Mudah Diraih Kok...
Senin, 15 April 2013 | 22:38 WIB

KOMPAS.com — Beasiswa itu mudah. Wah, kelihatannya enteng sekali mengatakannya. Namun, ini justru menjadi keyakinan Ratnasari Dewi setelah perjalanan panjang meraih beasiswa.

Kuncinya, meski sudah berkali-kali menerima penolakan dari berbagai penyelenggara beasiswa, Dewi tak kunjung menyerah. Lulusan Universitas Padjajaran Bandung ini justru makin giat mengejar impiannya untuk sekolah ke luar negeri dengan beasiswa, seperti dituturkannya di Indonesia Mengglobal. Dia pun akhirnya berhasil melanjutkan studi ke Amerika Serikat dengan beasiswa Fulbright.

Beasiswa itu mudah bagi Anda yang memang menaruh komitmen besar untuk melanjutkan studi dengan beasiswa di luar negeri dan di dalam negeri. Pasalnya, menurut Dewi, hanya mereka yang berkomitmen besar yang akan mencurahkan fokus dan energinya untuk menemukan jalan menuju cita-cita yang diimpikan.

Tulisan ini disusunnya pada tahun 2010. Namun, perjalanan panjangnya bisa menjadi wawasan baru bagi Anda yang bercita-cita melanjutkan studi di luar negeri dengan beasiswa. Jangan mudah menyerah!

-----

"Beasiswa Itu Mudah"


"Ih Wi, hebat banget si loe bisa dapat beasiswa!!!"

Ucapan itu keluar dari setidaknya dari beberapa orang ketika mendengar saya mendapat beasiswa Fulbright untuk melanjutkan S2 ke Amerika. Beberapa orang mengucapkan selamat sambil terus bilang kata-kata di atas.

Buat saya, mendapat beasiswa adalah hal yang lumrah saja karena selama Indonesia masih menjadi negara berkembang (baca: negara dunia ketiga), negara-negara maju akan memberikan bantuan beasiswa ini. Jadi, kalau gigih berjuang dan cerdas berusaha, beasiswa hanya tinggal masalah waktu.

Untuk saya begitu. Tidak banyak orang yang tahu bahwa ini adalah percobaaan ketujuh saya untuk mendapat beasiswa. Setelah mendapat enam kali pelajaran berharga, saya akhirnya lulus juga. Dan tidak tanggung-tanggung, saya mendapatkan beasiswa yang selama ini dianggap orang sangat prestisius dan susah. Bangga? Tentu saja. Keluarga dan suami saya masih terus memperlihatkan betapa bangganya mereka. Tapi setelah itu, lama-lama saya anggap beasiswa ini adalah amanah Tuhan yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Karena bukan main-main mendapat beasiswa. Saya punya tanggung jawab moral untuk kembali ke tanah air dan mengamalkan ilmu yang saya dapat di belahan bumi Tuhan yang lain.

Beasiswa pertama yang mengirimkan surat tolak adalah beasiswa Chevening ke Inggris. Saya sudah dipanggil wawancara, tapi saya belum berhasil. Yang kedua adalah ADS ke Australia. Surat penolakan itu datang lagi. Gondok? Bisa jadi begitu. Tapi karena kata gagal sudah tidak ada lagi dalam kamus hidup saya, saya tersenyum saja dan bilang dalam hati, “Wi, ini hanya masalah waktu.” Ketiga kalinya saya coba lagi Chevening. Malah lebih parah. Saya tidak dipanggil wawancara. Hahaha. Tertawa saya waktu itu. Saya lalu coba lagi ADS. Datang sebuah pemberitahuan bahwa ada surat datang ke kantor pos yang harus saya ambil. Begitu surat sampai di tangan saya, jelas-jelas tertulis, “Anda belum beruntung.”

Karena saya sudah siap mendapatkan surat tolak, saya biasa-biasa aja. “Baru empat kali,” saya berujar. Di mailing list Beasiswa, orang-orang ada yang mencoba sampai 15 kali baru berhasil. Jadi kalau baru empat kali dapat surat tolak, ini belum ada apa-apanya.

Saya menganggap yang paling hebat adalah orang yang bisa membiayai sekolahnya sendiri. Saya belum sanggup membayar mahal untuk sekolah di luar negeri. Ini membuat saya menjadi “pengemis intelektual”. Tapi buat saya, kalau ini memang caranya saya bisa memajukan bangsa, akan saya lakukan juga. Percobaan kelima adalah beasiswa Norad ke Norwegia. Saya gagal karena Universitas Padjadjaran tempat saya belajar dulu tidak punya kerjasama dengan UIO di Norwegia. Ah sudahlah. Masih banyak jalan menuju Roma. Saya percaya itu.

Selidik punya selidik, ada beasiswa ke Swedia. Saya sudah mulai menyusun strategi karena sudah pernah 5 kali dapat surat tolak. Intinya, pasti ada yang saya belum kuasai, sehingga saya belum bisa diterima. Betul sekali, bahwa saya mendapat surat tolak keenam kalinya. Saya ingat sahabat baik saya Tomi Haryadi. Dia mendapat beasiswaStuned ke Belanda, lalu Fulbright Humphrey ke Amerika. Dia selalu bilang, “Wi, ayo. Sedikit lagi.” Saya kagum karena Tomi tidak pelit ilmu. Dia memberikan kepada saya tip-tip dan juga memberikan saya contoh-contoh Study Objective dan Personal Statement yang kira-kira bisa menarik perhatian para pemberi beasiswa. Ini yang membuat saya sadar, bahwa rezeki Tuhan tidak kemana. Tomi ingin saya, dan banyak kawan-kawannya mendapat beasiswa. Jadi tanpa pelit, dia membagi ilmunya.

Selanjutnya, saya melihat ada beasiswa Tsunami Fulbright yang khusus diberikan untuk putra-putri Aceh. Saya pikir, saya pasti tidak bisa karena saya bukan berdarah Aceh, jadi saya mau mendaftar yang regular saja. Namun ketika saya konfirmasi ke Aminef (organisasi yang bekerja erat dengan Fulbright), mereka bilang kalau kerja di Aceh maka bisa mencoba. Jadi saya pikir kenapa tidak.

Dengan gegap gempita, saya mendaftar. Belajar dari enam kali surat penolakan, kali ini saya minta supervisor saya di kantor untuk mencek Study Objective yang saya buat. Dia mementor saya. Beberapa waktu berlalu. Saya hampir lupa saya mendaftar beasiswa sampai kawan saya bilang beberapa kawannya sudah mendapat kabar dari Fulbright. Saya lantas membuka email khusus yang saya buat untuk mendaftar beasiswa. Saya melihat ada email yang bilang bahwa saya maju ke babak selanjutnya. Saya harus merevisi Study Objective dan membuat Personal Statement. Saya langsung menghubungi lagi supervisor saya. Tinggal empat hari waktunya. Tapi saya yakin, kalau rezeki, tidak akan kemana.

Singkat cerita, saya diterima. Puji Allah yang Mahaesa. Saya akan ke Amerika. Waktu berangkat masih sekitar 8 bulan lagi ketika saya harus rajin mengurus-urus administrasi.

Yang bisa saya bagi adalah bahwa beasiswa itu mudah. Yang membuat susah hanyalah pikiran kita saja yang sering kalah sebelum berperang. Yang membuat susah hanyalah rasa malas mengurus berkas dan menunda-nunda pekerjaan. Saya dulu cuti dari kantor di Banda Aceh dan bela-belain ke Bandung mengurus transkrip. Mahal sekali ongkosnya. Tapi karena saya mau, maka saya lakukan juga. Beberapa kawan beralasan jarak, tidak ada waktu, dan segala-gala rupa. Tapi semua orang punya waktu 24 jam, baik itu saya, Pak Jusuf Kalla, Presiden Obama, atau Rasul Muhammad dulu. Tinggal masalah prioritas atau tidak.

Beberapa orang malas ikut karena ribet harus riset mau sekolah dimana. Tapi jangan-jangan mereka lupa, bahwa tidak ada yang pakai proses di dunia ini. Kalau malas, bagimana mau dapat. Berikutnya, beberapa orang malas ikutan tes TOEFL atau IELTS. Alasaannya karena beberapa tes diadakan di hari Sabtu, di kala libur akhir pekan. Saya ingat sekali. Saya dan seorang kawan (yang juga keterima Fulbright) datang jam setengah 8 pagi untuk ikut tes TOEFL di hari Sabtu. Bisa kok, kalau mau.

Saya pernah membuat presentasi yang saya perdengarkan di Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar-Raniry. Waktu itu yang datang tidak banyak. Entah kenapa, tapi saya curiga karena mereka menganggap beasiswa itu susah. Berikut saya kutipkan beberapa tips yang pernah saya lakukan dan berhasil:

1. Tahu jurusan apa yang kita mau
Bisa dilakukan dengan cara browsing, ngobrol dengan: yang pernah sekolah, dosen, supervisor, dst, baca banyak buku: Kiat Mendapatkan Beasiswa (bisa dibeli di milis beasiswa), dan ikut milis beasiswa, seperti beasiswa@yahoogroups.com.

2. Tahu jenis-jenis beasiswa
Pengalaman saya mengatakan bahwa ada orang-orang yang terlihat semangat mendaftar beasiswa tapi tidak tahu beasiswa yang ditawarkan itu apa saja. Banyak yang cuma tahu Chevening, ADS, Fulbright, tapi ada yang tidak tahu ada beasiswa USAID, NZAID, dan banyak lagi (ini soalnya males mencari dan nunggu disuapi). Bahkan ada beasiswa yang langsung dari universitas. Ada yang bahkan tidak tahu kapan deadline-nya. Beberapa juga suka mengerjakan semua syarat-syaratnya di waktu-waktu terakhir alias last minute. Saya yakin sekali, usaha itu akan mempengaruhi hasil. Jadi kalau tidak mau investasi waktu, yah siap-siap mendapat surat tolak.

3. Gagal itu tidak ada
Saya sudah lama tidak punya kata GAGAL dalam hidup saya. Yang ada hanyalah belum saatnya, belum rezeki, masih disuruh belajar sampai bisa. Jadi buat saya ini hanyalah persoalan keteguhan hati, dan stamina. Saya berangkat di percobaan ketujuh, ada yang sampai 10 bahkan 15 kali baru bisa. Bukan persoalan hebat, tapi persoalan proses orang yang berbeda-beda.

4. Jangan takut bersaing
ini saya suka sebel. Karena ingin bersaing, menggunakan cara-cara yang tidak sehat. Banyak orang yang pelit berbagi informaasi dan ilmu. Padahal, dapat beasiswa ini faktor usaha cerdas dan kasih sayang Tuhan. Saya rajin sekali membagi-bagi Study Objective dan Personal Statement saya untuk dijadikan contoh. Bisa kontak email kalau mau. Karena saya mau semua orang maju. Ga seru maju dan pinter sendiri.

5. Improve your English. Tingkatkan kemampuan berbahasa Inggris
Ini berlaku kalau mau sekolah ke negara dengan Inggris sebagai bahasa pengantar. Perlu diingat bahwa TOEFL dan IELTS juga cuma alat ukur. Yang paling penting adalah paham yang bisa didapat dari berlatih, berlatih, dan berlatih. Saya dulu beli buku TOEFL dan IETLS, dan saya berlatih sendiri. Bila tidak mengerti, saya tanya dengan orang-orang yang mengerti.

6. Sekolah dimana enaknya?
Kembali kepada tips pertama. Rajin-rajin ngobrol. Karena banyak universitas di luar negeri itu bagus-bagus. Tinggal memilih sekolah yang punya spealisasi, karena mereka pasti akan mengembangkan ilmu dengan riset-riset terdepan. Dan yang pasti, tinggal bagaimana kita belajar saja.

7. Selamat datang sukses
Banyak orang siap tidak berhasil, tapi tidak siap ketika sukses. Buat saya penting untuk menyiapkan diri untuk sukses. Saya baru saja menikah ketika saya mendapat beasiswa. Tapi suami saya luar biasa. Dia bilang bahwa saya harus berangkat. Saya persiapkan diri saya dan dia untuk berpisah sejenak. Saya persiapkan orang tua saya yang tidak muda lagi untuk melihat anaknya pergi jauh. Saya siapkan adik-adik saya yang akan tidak melihat kakaknya untuk jangka waktu yang relatif lama. Saya siapkan kawan-kawan saya bahwa saya bisa jadi tidak bisa ada ketika mereka butuh seperti biasanya. Untuk saya, sukses juga berarti siap untuk terus rendah hati. Karena seperti yang pernah saya bilang di atas, tidak ada hebatnya mendapat beasiswa. Semua orang bisa dapat, tergantung usahanya. Jadi yang sombong, ke laut saja.

8. Jangan lupa pulang ke tanah air. atau kalau ingin menetap di luar, berjuang terus untuk Indonesia
Ini cuman sedikit saran saja. banyak yang setelah sekolah memang memilih tidak pulang. saya tahu ini pilihan, dan saya tidak bisa intervensi pilihan orang lain. Namun, Indonesia masih sangat butuh ilmuwan-ilmuwannya kembali membangun. Pemerintah mungkin kurang apresiastif, tapi masyarakat yang miskin dan yang harus dibantu masih banyak sekali. dan saya yakin, dengan memilih terus berjuang untuk tanah air, dimanapun kita berada, akan sangat bermanfaat.

Begitulah. Saya sekarang sedang sekolah di Clinton School of Public Service di kota kecil bernama Little Rock di Arkansas. Saya belajar pelayanan publik di sekolah Presiden Clinton. Banyak orang mencibir saya kok mau sekolah di kota kecil. Tapi buat saya, yang penting adalah bahwa saya tahu saya mau memahami pelayanan publik, dan sekolah ini punya spealisasi itu. Saya juga punya etos belajar yang kuat. Mau dilempar dimana saja, saya akan bisa belajar. Sejauh ini, saya sudah bertemu banyak orang hebat karena bersekolah di sekolah ini. Setidaknya, saya bertemu Hans Blix, utusan PBB yang mencari senjata pemusnah massal di Irak, Presiden Clinton, dan Menlu AS Madeline Albright. Saya mungkin tidak masuk ke 10 besar sekolah di Amerika, tapi pengalaman hidup dari luar sekolah juga tidak bisa dinafikkan. Insya Allah, ini semua pasti bisa saya bagi ke Indonesia kelak.

Jadi siapkah Anda mendapat beasiswa? Hanya Anda yang bisa menjawab.

Little Rock, 7 Maret 2010
ketika tidak bisa tidur dan rindu keluarga

(tulisan ini juga dipublikasikan di blog pribadinya)

sumber tulisan : http://edukasi.kompas.com/read/2013/04/15/22380565/Beasiswa.Itu.Mudah.Diraih.Kok.

Berbagai kata kunci yang penting untuk dimasukkan ke google :)

Berbagai kata kunci yang penting untuk dimasukkan ke google :)
  1. Cara agar pandai masak
  2. Cara agar tidak gagap teknologi (gaptek)
  3. Cara gaya hidup sehat
  4. cara menjaga hidup sehat kompas.com
  5. Cara memperbaiki peralatan rumah tangga
  6. Cara memilih peralatan rumah tangga
  7. Cara memanfaatkan internet
  8. Cara mengembangkan kewirausahaan

Semoga bermanfaat

6 Cara Menyenangkan Bikin Jantung Sehat

6 Cara Menyenangkan Bikin Jantung Sehat
Penulis : Bramirus Mikail | Rabu, 9 November 2011 | 11:42 WIB

KOMPAS.com - Penyakit jantung sampai saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar orang. Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Perkembangan penyakit ini tidak lepas dari kebiasaan yang kurang sehat seiring dengan berubahnya pola hidup masyarakat.
Beberapa faktor pemicu serangan jantung diantaranya adalah merokok, menyantap makanan berkolestrol tinggi, kurang gerak, malas berolahraga, stres, dan kurang istirahat. Sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan untuk membantu jantung Anda tetap sehat.
Berikut ini adalah beberapa cara mudah dan menyenangkan untuk menjaga kesehatan jantung tetap sehat.
1. Coklat hitam
Coklat hitam dipercaya dapat menurunkan tekanan darah, yang secara tidak langsung turut andil dalam menjaga kesehatan jantung. Sebuah penelitian di Italia menunjukkan, orang dengan penyakit pradiabetes dan hipertensi berhasil menurunkan risiko penyakit mereka dengan makan 3,5 ons cokelat hitam setiap hari selama 15 hari.
Mereka berhasil menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 4,5 poin dan diastolik sebesar 4,2 poin, berkat senyawa flavonoid-antioksidan-yang ditemukan dalam coklat hitam. Bahkan pada tahap lebih jauh, kebiasaan ini mampu menurunkan risiko masalah kardiovaskular sebesar 20 persen selama 5 tahun. Tetapi Anda perlu memilih dengan tepat jenis cokelat yang dimaksud. Coklat gelap mengandung lebih banyak antioksidan dan sedikit kandungan gula. Pilih coklat hitam dengan kandungan kakao minimum 65 persen.
2. Berhubungan seks
Untuk menjaga aliran darah tetap lancar, dianjurkan untuk melakukan hubungan seks minimal 2-3 kali seminggu. Studi terbaru dari New England Research Institute menunjukkan, pria yang melakukan anjuran tersebut memiliki kesempatan 65 persen lebih kecil terkena penyakit kardiovaskular, ketimbang mereka yang berhubungan seks kurang dari sekali dalam sebulan.
Dalam sebuah studi tahun 2006 di Universitas Paisley, Skotlandia, orang-orang yang berhubungan seks setidaknya sekali selama 2 minggu memiliki tekanan darah lebih rendah daripada mereka yang tidak terlibat dalam aktivitas seksual, dan memiliki tingkat stres lebih kecil. Peneliti percaya, selama hubungan seks tubuh akan mengeluarkan hormon oksitosin - yang mengurangi risiko stres. Seks juga bisa menjadi latihan besar untuk membakar 60 kalori per setengah jam di tempat tidur.
3. Mendengar musik
Musik adalah alat yang sempurna untuk melonggarkan pembuluh darah Anda. Mendengarkan 30 menit sehari musik "berirama homogen" (dengan beat yang kuat), dikombinasikan dengan latihan pernapasan, dapat menurunkan tekanan darah sistolik lebih dari 4 poin setelah 3 bulan, menurut sebuah penelitian di Italia.
Randall Zusman, MD, direktur divisi hipertensi di pusat jantung Massachusetts General Hospital mengungkapkan, menghirup dan menghembuskan napas secara perlahan 1-2 kali sambil mendengarkan musik (irama lambat), akan membuat rileks pembuluh darah Anda.
4. Bermain game
Bermain game dapat membuat pikiran tenang dan menjauhkan Anda dari stres. Namun, permainan yang dimaksud adalah video game yang melibatkan Anda turut bergerak aktif, yang menggunakan sensor gerak, seperti misalnya, Nintendo Wii Fit Plus dan Wii Sports Resort.
Timothy Church, MD, ketua komite Physical Activity pada American Heart Association, menyatakan bermain game dengan berbasis sensor gerak seperti olahraga tinju dan jogging, sama baiknya ketika melakukan aktivitas di gym - asalkan Anda bermain dengan intensitas sedang setidaknya 150 menit seminggu. Aktivitas ini lanjut Church, dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 2-5 poin.
5. Minum sedikit alkohol
Peneliti asal Denmark telah menganalisis data dengan melibatkan 75.000 relawan dan menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi minuman alkohol dengan kadar rendah setiap hari, 31 persen lebih kecil mengalami penyakit jantung koroner.
Peneliti berpendapat, konsumsi alkohol dalam jumlah sedang dapat membantu pembuluh arteri lebih besar dan lentur, yang pada gilirannya menurunkan tekanan darah. Konsumsi alkohol yang berlebihan justeru harus dihindari karena dapat memicu meningkatnya tekanan darah (hipertensi).
Disarankan  untuk membatasi  asupan alkohol setiap hari, yakni tidak lebih dari dua gelas bir (satu gelas sekitar 12 ounce/340ml), atau dua gelas anggur (satu gelas sekitar 5 ounce/140ml, atau dua gelas liquor (satu gelas sekitar 42 ml).
6. Tertawa
Tertawa rupanya membawa manfaat tersendiri, terutama dalam menjaga kesehatan arteri. Menertawakan adegan yang lucu menyebabkan pembuluh darah membesar sebesar 22 persen, menurut sebuah studi tahun 2006 dari University of Maryland. Tertawa menyebabkan jaringan yang membentuk lapisan dalam pembuluh darah Anda menjadi lebih luas, sehingga memungkinkan untuk peningkatan aliran darah dan mengurangi tekanan darah, kata Dr Miller.
"Besarnya perubahan, hampir serupa dengan manfaat yang Anda mungkin peroleh dengan melakukan aktivitas aerobik, bahkan tanpa rasa sakit dan nyeri," katanya. Miller menambahkan, seseorang harus tertawa setidaknya 15 menit sehari untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut.

sumber tulisan : http://health.kompas.com/read/2011/11/09/11421783/6.Cara.Menyenangkan.Bikin.Jantung.Sehat

9 Tips Gaya Hidup Sehat Menuju Abad 21

9 Tips Gaya Hidup Sehat Menuju Abad 21

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Phaidon L Toruan dalam sebuah bincang santai tentang penyakit di abad ke-21 di Jakarta beberapa waktu lalu mengatakan gaya hidup di abad ini mengerikan. Yaitu akan semakin bergantung dengan penyediaan makanan yang serba cepat atau siap saji. Pilihan makan ini disebabkan semakin mudahnya akses konektivitas dan menyebabkan kurangnya aktivitas fisik.

Tetapi, katanya, gaya hidup modern tersebut tidak bisa dihindari. Jeleknya lagi perubahan gaya hidup manusia modern pada abad ini diperparah dengan berkurangnya kualitas lingkungan hidup di tempat tinggal. Phaidon menuturkan tips supaya hidup sehat sebagai berikut:

1. Mengubah pola pikir

Hal yang paling mendasar untuk menjalankan pola hidup sehat dengan mengubah pola pikir supaya hidup mau serius mencanangkan hidup sehat. Setidaknya mesti ketat memiliki komitmen untuk menjalankan gaya hidup sehat dan praktiknya seperti agama, dengan harus mencari orang atau sosok yang benar-benar mampu sebagai teladan dan mau menyadarkan pentingnya hidup sehat.

2. Membutuhkan kemampuanl

Seperti halnya kecerdasan, kesehatan pun membutuhkan kemampuan supaya bisa serius bisa memiliki tubuh yang sehat, langsing, bugar, bergairah, dan relatif bebas. Kemampuan ini artinya akan menyesuaikan dengan jenis kelamin pria atau wanita, pekerja kantor atau ibu rumah tangga, usia, dan sebagainya. 

3. Mencanangkan komitmen dan motivasi

Untuk menyukseskan gaya hidup sehat harus benar-benar mencari orang atau sosok yang mampu memotivasi dan serius mengajak hidup sehat. Selama prinsip ada teman atau mitra yang sama-sama serius untuk menjalankan pola hidup sehat.

4. Memiliki lingkungan yang sehat

Gaya hidup dbentuk oleh lingkungan. Apabila Anda ingin menukar gaya hidup harus dimulai dari lingkungan. Dengan mengubahnya berarti Anda akan memiliki banyak teman untuk berkomitmen menerapkan hidup sehat.

5. Rajin datang ke seminar kesehatan 

Berada di tempat yang benar, misalnya dengan rajin mengunjungi acara-acara seminar kesehatan atau berlatih dan datanglah ke berbagai klub kebugaran.

6. Membatasi konsumsi makanan 

Tidak selamanya bisa mengontrol makanan yang dikonsumsi. Tetapi ada baiknya juga untuk mulai serius dan tegas, misalnya membatasi makanan yang digoreng. Makanan yang digoreng dengan minyak panas tinggi bisa menyebabkan darah menjadi lebih kental dan memperberat kerja jatung di dalam tubuh kita.

7. Mengurangi minuman mengandung gula

Sebaiknya mengurangi minuman yang mengandung gula, sebab gula akan mempercepat efek penuaan, obesitas yang berakibat pada penimbunan lemak di lever. Boleh pakai pemanis alami seperti gula aren ketimbang gula pasir.

8. Tekadkan diri dengan konsumsi makanan sehat

Sebaiknya bersantap sayuran dan buah sebagai menu wajib yang sangat membantu mencegah penyakit

9. Menyertakan suplemen

Sebaiknya menyertakan suplemen sebagai suplemasi tambahan untuk membantu memenuhi nutrisi yang kurang di dalam tubuh.

sumber tulisan : http://www.tempo.co/read/news/2013/04/18/060474291/9-Tips-Gaya-Hidup-Sehat-Menuju-Abad-21

Jumat, 21 Maret 2014

Belajar bahasa mandarin secara otodidak

Berikut adalah beberapa link untuk belajar bahasa mandarin secara otodidak :
  1. https://www.google.com/search?client=opera&q=belajar+bahasa+mandarin+secara+otodidak&sourceid=opera&ie=UTF-8&oe=UTF-8
  2. http://www.chinese-tools.com/chinese/vocabulary
  3. http://www.chinese-tools.com/learn/chinese
  4. http://www.zhongwenred.com/lessonsoneten.htm
  5. http://www.mandarin.web.id/cara-belajar-bahasa-mandarin/
  6. http://erdeakalife.wordpress.com/2010/11/15/tips-belajar-bahasa-asing-secara-otodidak/
Semoga bermanfaat untuk belajar bahasa mandarin.


How to Learn Any Language

Part 1 of 2: Getting Down to the Basics

  1. Know your learning style. This is the single most important thing you need to know when starting to learn a language. Everyone learns differently, especially when it comes to languages. You'll need to figure out if you learn best through repetition, through writing down the words, through listening to a native speaker. Decide if you're a visual, auditive or kinesthetic learner. A trick to figuring out which you are is this: Pick a couple words from your language and read them over a few times. If you can remember them the next day you're probably a visual learner. If not, have someone else read the words to you several times without seeing them yourself. If you can remember them the next day, you're most likely an auditive learner. If this doesn't work, read and write the two words, repeat them out loud, listen to them read by someone else, associate memories and feelings with them. If you can remember them the next day, you're probably a kinesthetic learner.[1] If you've learned languages in the past, go over what you learned then and try and figure out what worked best for you. What helped you learn? What didn't? When you've sorted this out you'll be ready to start learning the language.
  2. Learn pronunciation. Even if a language has the same alphabet as yours that does not mean the pronunciation is always the same. (Just ask a Polish person how to pronounce the letters "cz.") The Foreign Service Institute offers free online language learning materials, which include audio recordings which help with learning pronunciation and the Duolingo website offers useful pronunciation tips (as well as quality, free language learning services).[2]
  3. Pay attention to the grammar. This is probably the most important part of the language besides the vocabulary. "Paul want Mary go store" may communicate an idea, but it is not at all correct English. If you do not pay attention to grammar, you can sound equally incomprehensible in another language. Look at the structure of the language, how the articles work (masculine, feminine, neutral). Getting a handle on the structure of the language will help you understand how it fits together once you start learning different words. Ensure you know how to express questions, affirmative and negative statements in the past, present and future using the 20 most common regular and irregular verbs.
  4. Memorize 30 words and phrases each day. Within 90 days this means you will have memorized about 80% of the language. Start with the most common words. Memorization is half the battle and there are many different ways to memorize.[3] You can practice writing each word a dozen times, which will get you used to using the word itself. Try using the words in various and different sentences. This will help you practice the words and make it easier to recall the words when you need them. Don't forget to keep practicing the words once you move on to memorizing other words. If you don't practice them you will forget them.
  5. Practice the alphabet. Especially if you're learning a language which operates on a different alphabetical system, you will need to know what the letters look like and how they operate. Try associating images with each letter and sound, so that your brain will have an easy path to remembering the letter and the sound that accompanies it. For instance: In Thai the letter "า" is pronounced "ah." If you're a guy you can think of this as the path taken by your pee if you're urinating against a tree and the accompanying sigh you make as you relieve yourself. Associations can be as simple, or as silly as you want, as long as they help you remember.[4] You may also have to accustom yourself to reading from right to left, or from the top of the page to the bottom. Start simple and work up to more difficult things like newspapers and books.

Part 2 of 2: Practicing the Language

  1. Listen. Listening to the language, be it through movies or television shows, through audio language courses, or music can help you retain the words you're trying to learn. Just listening won't help, though. You will need to repeat the words and speak them yourself. The method called "shadowing" is considered by many polyglots (people who know many languages) as a useful technique. Put your headphones in and go outside. While you play the language, walk briskly. As you're walking briskly repeat aloud and clearly what you're hearings. Repeat, repeat, repeat. This will help you connect kinetics (movement) with the language and to retrain your focus so that you aren't obsessing about memorization.[5] Use audio books or audio language lessons. You can listen to these while you commute to work or while you jog around the park. This will help your listening skills. Repeat listening to short segments of 30 seconds to one minute until you feel you have complete comprehension. Sometimes you may have to listen to the course completely more than twice to fully catch all that it teaches.Watch television shows and movies without the subtitles. This includes soap operas, news shows, even shows you already know that have been dubbed into the language. It's a fun way to practice and apply your knowledge. Listen to music in the language you're learning. This is fun and easy and will, hopefully, keep you interested in what you're doing. Just pop on some music while you're doing the dishes or going for a walk and pay attention to the words in the songs.
  2. Read in your chosen language. Start off with simpler books and, as you get better, move on to more difficult ones. Challenge yourself to reading without a dictionary and let yourself puzzle the meanings out by yourself. Children's books are a great place to start, because those books are meant to teach children how to read and understand their language. Since you are just starting out, you will want to start somewhere easy. Find books that you have enjoyed in your native language and read them in the language you are trying to learn. Your knowledge of the book's contents will help you decipher the words and keep you interested in the reading material. Try popular magazines or newspapers in the language you wish to learn. Choose a topic that interests you. Magazines are a good way to learn common idioms in context. Magazine and newspaper articles cover a variety of subjects, and they're generally much shorter than reading an entire book. You can purchase a quality dictionary of the language you wish to learn or you can use a free online language dictionary. When you encounter a new word, highlight it in the dictionary. Then, copy the word, definition, and an example sentence using the word into a notebook. Then, study the notebook. This activity helps you think in the language. Sometimes a picture dictionary is helpful for learning common nouns for some languages. Use a picture dictionary for Japanese, for example, because many of their words carry a variety of meanings, as in English.
  3. Speak with native speakers. If you don't speak the language, you are unlikely to learn it well and keep it in your memory. There are programs that link people learning a language and native speakers via skype. If you can't do that, look around your city or town. Chances are someone will be able to direct you to a person who can help you practice. A language school is a good place to start. Learn some idioms, proverbs, and expressions. As your level advances, learn about some of the idioms and even slang in the language. Even if you do not use them much, it will help to recognize and understand these elements when you hear or read them. Don't be embarrassed if you aren't speaking the language properly yet. It takes time to learn. This step cannot be stressed enough. If you don't practice speaking the language you won't be fluent in it. Talk to native speakers, get a friend to learn the language with you and practice with them, talk back to the t.v.
  4. Practice. Do not hesitate to speak the language in public and with native speakers. It will be helpful in improving your mastery. Also, don't be ashamed to allow other people to correct you if you pronounce something wrong. No one knows everything. Welcome some constructive criticism. Test your knowledge at every social occasion you have. Keep watching movies and and television shows. If you like soccer, for example, watch it in Spanish to keep the language fresh in your memory. Make sure to yell at the t.v. when the game isn't going your way.
Challenge yourself to think in the language you are attempting to learn.

source : http://www.wikihow.com/Learn-Any-Language


Rabu, 05 Maret 2014

Cuan dari bahan campuran herbisida

Cuan dari bahan campuran herbisida
Oleh Marantina, Dina Mirayanti Hutauruk - Senin, 03 Februari 2014 | 15:53 WIB

Sebagai negara agraris, peluang bisnis di sektor pertanian di Indonesia seharusnya cukup besar. Ini yang menjadi perhatian Kukuh Roxa Putra Hadriyono, lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB). Selama di bangku kuliah Kukuh sudah begitu akrab dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan pertanian, termasuk produk pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian.
Selama ini ia melihat, herbisida atau senyawa untuk menekan laju tumbuhan pengganggu tanaman atau gulma menggunakan bahan aktif kimia sebesar 100%. Dosis ini dianggap bisa memberantas gulma. Tapi di sisi lain, penggunaan bahan aktif kimia yang berlebihan sebenarnya akan merusak lingkungan.

Budidaya mudah, manfaatnya pun berlimpah (1)

Budidaya mudah, manfaatnya pun berlimpah (1)
Oleh Tri Sulistiowati - Rabu, 26 Februari 2014 | 18:05 WIB

Tanaman paku air atau bahasa Latin Azolla Microphylla mungkin belum terlalu akrab di telinga masyarakat awam. Tetapi ternyata tanaman yang merupakan genus suku Azollaceae ini memiliki cukup banyak manfaat, terutama di sektor peternakan dan pertanian untuk pakan ikan dan unggas serta pupuk.
Banyak pebudidaya ikan menggunakan tanaman ini sebagai pakan karena mengandung protein yang tinggi. Karena itu, tanaman paku ini juga juga ada pasarnya atau laku dijual.
Salah satu petani yang mengembangkan Azolla Microphylla adalah Abdul Aziz asal Jember, Jawa Timur. Sejak setahun lalu, Aziz membudidayakan paku air. Ia menggunakan tiga buah kolam, masing-masing seluas 40 meter persegi (m²).

Jual obat-obatan, kantong menjadi sehat

Jual obat-obatan, kantong menjadi sehat
Oleh Dadan M. Ramdan - Jumat, 28 Februari 2014 | 15:25 WIB

Sesosok pria berjalan tergesa-gesa memasuki sebuah apotek setelah memarkir sepeda motornya. "Mau beli Captopril, berapa harganya?" tanya dia singkat. "Ada pak, tunggu sebentar," jawab seorang perempuan muda berparas manis menyambut dengan ramah.

Setelah membayar sejumlah uang di kasir, pria paruh baya itu berlalu keluar dari apotek sambil menenteng bungkusan kecil. Tak berselang lama, datang seorang ibu menggendong anaknya yang masih balita. "Ada obat batuk buat anak?" tanyanya. "Oh, ada. Maaf, batuknya berdahak atau kering?" perempuan muda tadi balik bertanya.

Begitulah sepintas gambaran pelayanan Apotek Budi Farma di Jalan Raya Bogor Km 35,5 Perumahan Jatijajar Blok B1 Nomor 17 Depok. KONTAN menyambangi apotek tersebut pada akhir pekan lalu untuk bertemu dengan si empunya. Selama menunggu kurang lebih 15 menit, KONTAN mengamati isi ruangan apotek yang terbilang cukup luas, sekitar 130 meter persegi (m²).